Cute Rocking Baby Monkey IsNaningTiyasNovitaSari: Manusia Dalam Managemen

Rabu, 27 Desember 2017

Manusia Dalam Managemen

MAKALAH KKN
MANUSIA DALAM MANAGEMEN


Disusun Oleh:
1.     Nindya Rama Pramesti                                P27820716022
2.     Ana Putri Sanjaya                                        P27820716027
3.     Is Naning Tiyas N                                       P27820716031
4.     Febriyan Ariyadi                                         P27820716034
5.     Sisilia Sekar Asri                                         P27820716038



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
DIV KEPERAWATAN GAWAT  DARURAT SOETOMO
JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN PELAJARAN 2017- 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam dunia manajemen/organisasi, manusia (anggota organisasi/staff) merupakan unsure terpenting. Kenyataan tersebut bukan saja karena manusia merupakan mahkota ciptaan Tuhan. Bukan pula karena manusia mempunyai rasio, yang membedakannya dari makhluk lainnya. Manusia sebagai unsur terpenting dalam manajemen/organisasi karena unsure-unsur lainnya yang dimiliki oleh suatu organisasi seperti modal usaha, bahan baku, mesin-mesin, metode kerja, waktu, dan kekayaan lainnya hanya dapat memberi manfaat bagi organisasi jika manusia mendayagunakan. Dengan kata lain, manusia adalah sebagai perencana, pelaksana, pengendali, pengontrol, pengevaluasi, dan pengembang segala program organisasi. Contoh manusia sebagai unsur tepenting dari sebuah organisasi dapat dilihat dari manusia sebagai tenaga kesehatan. Dalam dunia kesehatan tenaga kesehatan saling bekerja sama dalam mencapai satu tujuan, yaitu menyembuhkan atau mengobati klien. Kolaborasi tenaga kesehatan tersebut merupakan gabungan dari bidang kedokteran, keperawatan, farmasi, gizi, dan berbagai bidang pembantu lainnya.
Sebagaimana pendapat Sudjana bahwa: “ faktor manusia merupakan unsur terpenting dalam sebuah manajemen atau organisasi. Organisasi pada dasarnya adalah suatu wahana yang efektivitas kegiatannya akan sangat ditentukan oleh unsur manusia yang menyandang tugas-tugas organisasi atau sebagai pelaksana kegiatan organisasi. Unsur-unsur lain dalam organisasi seperti fasilitas, alat-alat, waktu, metode, dan teknik kegiatan didayagunakan secara optimal oleh manusia yang berada dalam organisasi atau orang-orang yang berkaitan dengan organisasi. Dengan perkataan lain, bahwa kemantapan kegiatan dan keberhasilan suatu organisasi sering tidak ditentukan oleh lengkapnya unsur non-manusia dan struktur organisasi. Melainkan akan sangat ditentukan oleh unsur sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi itu sendiri”.


1.2  Rumusan Masalah 
1.Apakah pengertian dari Manajemen Sumber Daya Manusia dalam    Kesehatan?
2. Apakah tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia?
3. Apakah fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia?
4. Bagaimanakah pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia?
5. Bagaimanah pendekatan Manejemen Sumber Daya Manusia?
6. Bagaimanakah konsep Manejemen Sumber Daya Manusia?
7.Apa sajakah aspek-aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan?
8. Apakah hambatan dari Pengembangan SDM Kesehatan?
9. Bagaimanakah perencanaan SDM Kesehatan?
1.3  Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Sumber Daya Manusia dalam    Kesehatan.
2. Untuk mengerti tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia.
3.Untuk mengerti fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia.
4. Untuk mengerti bagaimana pendekatan Manejemen Sumber Daya Manusia.
5. Untuk mengerti bagaimana pendekatan Manejemen Sumber Daya Manusia.
6. Untuk mengerti bagaimana konsep Manejemen Sumber Daya Manusia.
7. Untuk mengerti aspek-aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan.
8.Untuk mengerti hambatan dari Pengembangan SDM Kesehatan.
9. Untuk mengerti bagaimana perencanaan SDM Kesehatan.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertia Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Kehesatan
Berdasarkan World health Organization (WHO), sumber daya manusia kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, serta tenaga dukungan lainnya. WHO memperkirakan terdapat 59,8 juta tenaga kesehatan didunia dan dua pertiga dari jumlah tenaga kesehatan merupakan tenaga pendukung.
Definisi lainnya dari tenaga kesehatan ini adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan, serta memiliki pengetahuan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya dibidang kesehatan. Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medi, keperawatan, kefarmasian, kesehatan masyarakat, gizi, keterapian, dan tenaga ketehnisian.
SDM kesehatan menurut SKN tahun 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis, dan tenaga kesehatan non profesi, serta tenaga pendukungyang terlibat dan bekerja mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang memdedikasikan diri dalam berbagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.2  Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen SDM ialah meningkatkan konstribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoprasikan departemen-departemen atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga manajemen SDM harus memiliki sasaran, sasaran itu meliputi:
1.    Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia
Sasaran merupakan puncak dan tindakan-tindakan apa yang dievaluasi. Terkadang sasaran dipikirkan secara seksama dan diekspresikan dalam bentuk tulisan. Sasaran SDM tidak hanya perlu merefleksikan keinginan manajemen senior, tetapi juga harus menetralisir berbagai tantangan dari organisasi, fungsi SDM, masyarakat, dan orangorang yang dipengaruhi. Ada empat sasaran yang relatif umum bagi manajemen SDM
a.  Sasaran perusahaan
Sasaran ini untuk mengenali manajemen SDM dalam rangka memberikan kontribusi atas efektivitas perusahaan. Bahkan ketika departemen SDM secara formal didirikan untuk membantu para manajer, mereka masih tetap bertanggung jawab atas kinerja karyawan.
b.  Sasaran fungsional
Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM pada level yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan. Sasaran fungsional antara lain meliputi: pengangkatan, penempatan, dan penilaian.
c.  Sasaran sosial
Sasaran ini untuk selalu tanggap secara etis maupun sosial terhadap berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat dengan terus meminimalkan dampak negatif atas tuntutan tersebut terhadap perusahaan. Sasaran sosial antara lain meliputi: keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan hokum, dan hubungan manajemen dengan serikat pekerja.
d.  Sasaran pribadi karyawan
Sasaran ini untuk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka, setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dapat meningkatkan kontribusi individu atas perusahaan. Sasaran pribadi karyawan antara lain meliputi: pelatihan dan pengembangan, penilaian, penempatan, kompensasi dan penugasan.

2. Aktifitas Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan dan sasarannya, departemen SDM membantu para pimpinan memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mempertahankan, jumlah dan jenis hak karyawan.
a.  Kunci aktivitas SDM
Aktivitas SDM merupakan tindakan-tindakan yang diambil untuk memberikan dan mempertahankan gugus kerja yang memadai bagi perusahaan. Rencana-rencana SDM yaitu berupa meyeleksi orang-orang yang memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh perencanaan SDM, mengetengahkan kebutuhan staffing baru, menilai kinerja individu. Departemen SDM juga memainkan peran penting dalam hubungan karyawan, biasanya dengan membentuk sejumlah kebijakan dan mendukung kalangan manajer.
Departemen SDM yang efektif melakukan penilaian secara efektif kepada mereka untuk memastikan keberhasilan yang berkesinambungan. Kendala anggaran merupakan sebuah bentuk control. Perangkat control lain bisa jadi berupa pelaksanaan evaluasi (penilaian) efektivitas masing-masing kegiatan dalam memenuhi sasaran-sasaran perusahaan.
b.  Tanggung jawab atas aktivitas MSDM
Tanggung jawab atas aktivitas manajemen SDM berada di pundak masing-masing manajer. Bila manajer di seluruh perusahaan tidak menerima tanggung jawab ini, maka aktivitas SDM bisa jadi hanya dilakukan sebagian atau bahkan tidak sama sekali. Proses pengarahan orang-orang lain untuk saling berbagi pekerjaan ini dikenal sebagai delegasi. Delegasi tidak mengurangi tanggung jawab manajer, aktivitas ini hanya memperkenalkan manajer saling berbagi tanggung jawab dengan pihak lain yang juga bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan akhir yang ingin dicapai manajemen SDM pada dasarnya adalah: peningkatan efisiensi, peningkatan efektivitas, peningkatan produktivitas, rendahnya tingkat perpindahan pegawai, rendahnya tingkat absensi, tingginya kepuasan kerja karyawan, tingginya kualitas pelayanan, rendahnya complain dari pelanggan, dan meningkatnya bisnis perusahaan
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut secara bertahap perlu dicapai tujuan-tujuan perantara yaitu diperolehnya:
a.  SDM yang memenuhi syarat dan dapat menyesuaikan diir dengan perusahaan melalui perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, dan induksi
b.  SDM yang memenuhi syarat dengan keterampilan, keahlian dan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan melalui pelatihan dan pengembangan, dan pengembangan karier
c.  SDM yang memenuhi syarat bersedia bekerja sebaik mungkin melalui motivasi, penilaian karya, dan pemberian “hadiah” dan “hukuman”
d.  SDM yang memenuhi syarat yang berdedikasi terhadap perusahaan yang luas terhadap pekerjaannya melalui kesejahteraan (kompensasi), lingkungan kerja yang sehat dan aman, dan hubungan industrial yang baik
Aspek lain dariManajemen SDM adalah peranannya dalam pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu. Manajemen SDM tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan karyawan dan pemilik tuntutan masyarakat luas. Peranan Manajemen SDM adalah mempertemukan atau memadukan ketiga kepentingan tersebut yaitu perusahaan, karyawan dan masyarakat luas, menuju tercapainya efektivitas, efisien, produktivitas dan kinerja perusahaan.
2.3  Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun fungsi-fungsi manajemen SDM, yaitu:
1.        Fungsi manajerial
Ø Perencanaan (planning)
Ø Pengorganisasian (organizing)
Ø Pengarahan (directing)
Ø Pengendalian (controlling)
2.      Fungsi operasional
Ø Pengadaan tenaga kerja (SDM)
Ø Pengembangan
Ø kompensasi
Ø pengintegrasian
Ø pemeliharaan
Ø pemutusan hubungan kerja
2.4  Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Artinya, tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Unsur dalam manajemen adalah tenaga kerja pada suatu perusahaan, sehingga dalam manajemen SDM faktor yang diperhatikan adalah manusianya itu sendiri. Di samping itu SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Kegiatan SDM meliputi:
1.    Melakukan analisis jabatan (menetapkan karakteristik pekerjaan masing-masing)
2.    Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon pekerja
3.    Menyeleksi calon pekerja
4.    Memberikan pengenalan dan penempatan pada keryawan baru
5.    Menetapkan upah, gaji, dan cara memberikan kompensasi
6.    Melakukan evaluasi kinerja
7.    Membangun komitmen kerja
Kemajuan yang dicapai dalam beberapa bidang sudah dapat dipastikan akan menimbulkan berbagai rintangan serta kendala yang beraneka ragam, dan semakin kompleksnya kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara. Dengan adanya berbagai rintangan dan kendala ini manajemen SDM dirasa penting bagi suatu perusahaan untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi ataupun yang mungkin muncul di kemudian hari.
2.5  Pendekatan Manejemen Sumber Daya Manusia
Sudut pandangan ini memberikan tema-tema pelengkap yang membantu manajer dan operasional SDM dalam mempertahankan fungsi SDM dan aktivitasnya tetap ada pad sudut pandangan yang benar, meliputi:
1.      Pendekatan strategis. Manajemen SDM harus memberikan andil atas keberhasilan strategis perusahaan. Bila aktivitas manajer dan bagian SDM mencapai sasaran strategisnya, maka sumber daya tidak digunakan secara efektif.
2.      Pendekatan SDM. Manajemen SDM merupakan manajemen manusia. Pentingnya dan martabat manusia tidak boleh diabaikan.
3.      Pendekatan manajemen. Manajemen SDM merupakan tanggung jawab setiap manajer. Departemen SDM ada dalam rangka melayani manajer dan karyawan melalui keahliannya.
4.      Pendekatan sistem. Pendekatan SDM berlangsung di dalam sistem yang lebih besar: yakni perusahaan. Oleh karenanya, upaya SDM harus mengevaluasi andil karyawan yang diberikan terhadap produktivitas perusahaan.
5.      Pendekatan proaktif. Manajemen SDM bisa meningkatkan andilnya atas karyawan dan organisasi dengan mengantisipasi berbagai masalah sebelum kemunculannya.
2.6  Konsep Manejemen Sumber Daya Manusia
Konsep manajemen SDM dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
1.   Penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam manajemen SDM dalam arti makro adalah fungsi-fungsi pokok manajemen umum, seperti fungsi manajerial, sedangkan dalam arti mikro adalah fungsi-fungsi manajemen SDM secara fungsi operasional. Perbedaannya adalah bahwa fungsi tersebut dilakukan bukan oleh manajer perusahaan swasta biasa, tetapi oleh badan-badan pemerintah yang diserahi tugas dalam pengelolaan SDM.
2.    Prinsip-prinsip Manajemen SDM
Adapun prinsip-prinsip manajemen SDM yang perlu diperhatikan antara lain, adalah:
a.       Prinsip kemanusiaan
b.      Prinsip demokrasi
c.       Prinsip the right man is the right place
d.      Prinsip equal pay for equal work
e.       Prinsip kesatuan arah
f.        Prinsip kesatuan komando
g.      Prinsip efisiensi
h.      Prinsip efektivitas
i.        Prinsip produktivitas kerja
j.        Prinsip disiplin
k.      Prinsip wewenang dan tanggung jawab
2.7  Aspek-aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan
1.  Attitude
Attitude merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari . seseorang yang bersikap sopan santun belum tentu memiliki attitude yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki attitude yang tinggi belum tentu juga memilki sopan santun. Sehingga diperlukan keseimbnagan antara attitude dan sopan santun agar setiap manusai bisa menjadi manusia yang bermoral baik.
Attitude bekerja dengan hati nurani. Apabila attitude diterapkan pada kehidupan sehari-hari, kita mendapatkan tanggung jawab yang besar akan hasil dan menimbulkan pengaruhnya kepada masyarakat. Sama halnya dengan IQ dan EQ. Keduanya mesti seimbang, apabila salah satu lebih besar akan berakibat buruk.
Melalui pemahamn attitude diatas kita ketahui bahwa penilaian kulitas Sumber Daya Manusi Kesehatan dapat kita nilai dari tingkat kedisiplinan dalam bekerja, misalnya : seorang dokter gigi yang sering mengabaikan tugasnya atau sering melimpahkan tugasnya kepada perawat tanpa alasan yang jelas ataupun dokter gigi yang sering absen pada saat jam kerja serta dokter gigiyang sering menunda – nunda untuk menyelasikan tugas – tigas yang dimilki  merupakan ciri dokter gigi yang tidak disiplin baik disiplin waktu maupun pekerjaan.
Penilaian dari segi attitude ini juga dapat dilihat dari cara dan bagaiman seorang dokter gigi tersebut bekerja, misalnya dokter gigi yang bekerja secara rapi dan bersih  juga menunjukkan bahwa seorang dokter gigi memiliki attitude yang bagus dalam bekerja. Penilaian attitude ini juga dapat dilihat dari ketaatan dokter gigi terhadap peraturan sehingga dokter gigi gigitresbut tidak akan menyalahkan wewenang yang ada, tidak adanya laporan negative dari masayarat ataupun pegawai yang lain dalam khususnya dalam satu lingkungan kerja.

2. Skill
Secara garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill meraupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus, namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan terkadang uang.
Skill ini sendiri terbagi menjadi dua yakni konseptual skill dan technical skill. Konseptiual skill merupakan kemampuan dalam mengolah informasi ataupun pengetahuan, sedangkan technical skill merupakan keterampilan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas tugas.
Penilaian kualitas kerja berdsarklan skill ini dapat dilihat dari waktu yang diperlukan seorang dokter atau dokter gigi dalam menyelesaikan tugas – tugasnya, misalnya : seorang dokter gigi yang mampu melakukan perawatan kepada pasien dalam waktu yang lebih singkat dan dengan hasil yang memuaskan menunjukkan bahwa dokter gigitersebut mempunyai skill yang cukup tinggi di bidang perawatan terhadap pasien. Tinggi rendahnya skil ini jug dapat dilihat dari masa kerja dokter gigi tersebut karena sokter gigi yang memliki masa kerja dalam menangani pasien lebih lama kemungkinan memilki skill yang lebih bagus daripda dokter gigi yang masa kerjanya lebih pendek karena dokter tersebut telah terlatih kemampuannya dalam menagani pasien.
3. Ability
Pengertian ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan seseorang. Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara garis besar yakni ability of intellectual dan ability of physic. Ability of intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan kemampuan nerpikir, nlar, dan memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan ataupun stamina yang dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari kemampuan yang dimilliki.



4.Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Tingggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes wawancara tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki di bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal – soal dengan cara member jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan seseorang memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga lebih banyak. Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga memungkinkan seseorang tersebut memiliki knowledge yang lebih banyak.
2.8  Hambatan dari Pengembangan SDM Kesehatan
Permasalah dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup banyak.  SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi permasalahan strategis SDM kesehatan yang dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
a.   Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
b. Perencanaan kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan belum didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
c.  Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
d.   Daya pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya Manusia Kesehatan kesehatan masih terbatas.
e. Pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya Manusia Kesehatan masih kurang.

Selain permasalah diatas, berbagai permasalahn umum dalam Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia antara lain:
a. Lemahnya kebijakan tentang Sumber Daya Manusia Kesehatandan implementasinya.
b.     Kurangnya kuantitas dan kualitas v
c.      Rendahnya mutu dan jumlah pendidikan dan pelatihan untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan
d.     Kuranmgnya akses terhadap sumber pengetahuan dan infornasi
e.      Rendahnya motivasi kerja
f.      Lemahnya pembinanaan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan
g.   Adanya sanksi yang kurang tegas dari atasan.

2.9  Perencanaan SDM Kesehatan
Perencanaan di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a.   Perencanaan aktivitas
Merupakan perencanaan yang berhubugan denganpengaturan jadwal dan kerangka kerja yang bisa dimonitor untuk implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b.   Perencanaan Alokatif
Merupakan perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang bagaiman seharusnya sumber daya dialokasikan. Perenacanaan  alokatif sangat sering dipakai di bidang kesehatan. Komponen terpenting dari perencanaan alokatif tersebut ialah:
a)   Kemana kita akan pergi ? ( tujuan dari pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan )
b) Dengan apa ? ( sumber daya apa saja yang digunakan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia Kesehatan )
c)     Bagaimana ? ( implementasinya sesuai dan efisien )
d)     Kapan? ( kapan pengembangan kesehatan dimulai dan kapan tercipta Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkualitas
e)     Tingkat formalisasi dari proses ( jelas, sistematis, dan sesuai metode ) dari proses.
 








BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
            Sumber daya manusia kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan,serta memiliki pengetahuan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya dibidang kesehatan. Dan tujuan manajemen sumber daya manusia sendiri  ialah meningkatkan konstribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial.

3.2  Saran
   Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalh diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.






DAFTAR PUSTAKA

1.     Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed.6. Bumi Aksara : Jakarta
2.     Kurniati, Ana dan Ferry Effendi. 2012 . Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Salemba Medika : Jakarta Selatan
Astiena, dr. Adila Kasni, MARS . 2009 . Materi Kuliah Sumber Daya Manusia Kesehatan.  Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar